Kain Sasirangan, Tekstil Indonesia yang Mendunia



Kain Sasirangan adalah kain adat dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Kain sasirangan saat ini dapat diperoleh di berbagai toko oleh-oleh yang ada di Kalimantan Selatan, bahkan di marketplace online. Harganya bervariasi tergantung jenis kain dan motifnya. Semakin rumit motifnya tentu saja semakin mahal juga harganya.

Motif Kain Sasirangan


Seperti kain pada umumnya, kain sasirangan memiliki banyak motif, diantaranya:


  • daun jeruju (daun tanaman jeruju)
  • kambang tampuk manggis (bunga buah manggis)
  • dara manginang (remaja makan daun sirih)
  • hiris pudak (irisan daun pudak)
  • sarigading, 
  • ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang), 
  • bayam raja (daun bayam)
  • kambang kacang (bunga kacang panjang)
  • naga balimbur (ular naga)
  • bintang bahambur (bintang bertaburan di langit)
  • kulat karikit (jamur kecil)
  • gigi haruan (gigi ikan gabus)
  • turun dayang (garis-garis)
  • kangkung kaombakan (daun kangkung)
  • jajumputan (jumputan)
  • awan beriring (awan sedang diterpa angin)
  • putri manangis (putri menangis)
  • kambang cengkeh (bunga cengkeh)
  • turun dayang (garis-garis)
  • sisik tanggiling
  • benawati (warna pelangi)
  • bintang bahambur (bintang bertaburan di langit)

Asal Usul Kain Sasirangan



Konon, kerajinan tekstil tradisional ini telah diwariskan mulai abad XII.

Kisah yang berkembang di masyarakat, bahwa kain ini dibuat pertama kali oleh Patih Lambung Mangkurat ketika melakukan tapa selama 40 hari 40 malam di atas sebuah rakit yang bernama Balarut Banyu.

Ketika menjelang akhir tapa, rakitnya tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Di tempat ini, ia mendengar suara wanita yang keluar dari segumpal buih.

Wanita tersebut adalah Putri Junjung Buih, yang kelak menjadi Raja di daerah ini. Putri Junjung Buih hanya akan memperlihatkan wujudnya apabila permintaannya dikabulkan.

Permintaan Putri Junjung Buih adalah sebuah istana Batung dan selembar kain yang ditenun dan dicalap (diwarnai) oleh 40 putri dengan motif wadi/padiwaringin.

Kedua permintaan itu harus selesai dalam waktu satu hari. Kain yang dicalap itu kemudian dikenal sebagai kain sasirangan yang pertama kali dibuat.

Komentar